Ni
Bangka Penaexpres.com : Arsari Tambang PT Mitra Stania Prima telah melaporkan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kawasan Hutan Produksi Sungai Sembulan Desa Kerakas Kecamatan Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Simbolis serah terima laporan ini dilakukan Direktur Utama PT Mitra Stania Prima Aryo Djojohadikusumo beberapa waktu lalu.
Direktur Operasional PT MSP Harwendro Adityo Dewanto mengatakan rehabilitasi DAS menjadi bagian penting dalam pengelolaan tata kelola penambangan yang baik dan benar.
Perusahaan sedari awal sudah berkomitmen untuk menjalankan operasional pertambangan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang mengedepankan pengelolaan lingkungan yang ramah dan bersahaja.
DAS Sungai Sembulan merupakan proyeksi rehabilitasi yang telah selesai dilakukan manajemen perusahaan.
Luasannya sekitar 27 hektar dan saat ini kondisinya sudah sangat baik dengan berbagai jenis tanaman di antaranya jambu mete, cemara udang dan lainnya yang telah menghijau.
“Reklamasi dan rehabilitasi lahan itu penting agar lahan-lahan eks penambangan bisa kembali produktif dan memberi manfaat kepada masyarakat,” kata Harwendro.
Rehabilitasi DAS kata Harwendro memiliki peran penting dalam proses memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi DAS.
Dan biasanya pada kawasan rehabilitasi DAS akan ada penanaman di dalam dan di luar kawasan hutan yang merupakan kewajiban pemegang izin usaha.
Sedangkan untuk pengelolaannya akan diserahkan kepada kelompok masyarakat sekitar sehingga ada dampak positif yang dirasakan dan dikembalikan kepada masyarakat.
“Masyarakat setempat yang mengelola ini (lahan rehabilitasi DAS). Mereka juga yang akan menerima manfaat dari semua ini,” papar Harwendro.
Manager HRGA PT MSP Feby Ardian mengatakan reklamasi dan rehabilitasi DAS adalah wujud komitmen perusahaan yang merupakan bagian penting dalam proses tata kelola pertambangan yang ramah lingkungan.
Rehabilitasi DAS Kerakas adalah proyek pertama yang tentunya akan berlanjut ke rencana rehabilitasi dan reklamasi di beberapa wilayah operasional bekas pertambangan perusahaan di antaranya Mapur dan Tuing di Kabupaten Bangka.
Pada lahan rehabilitasi DAS di Kerakas ditanami jambu mete dan beberapa jenis tanaman yang bernilai ekonomis dan produktif pada lahan bekas pertambangan.
“Jambu mete itu terbukti tahan di lahan itu dan bernilai, ada juga tanaman lain. Kelompok tani lokal (Pasir Berkah II) yang mengelolanya,” sebut Feby.
Optimalisasi pengembalian fungsi lahan termasuk rehabilitasi DAS memang menjadi prioritas perusahaan. Dan yang lebih penting adalah menjaga eksistensi proses ini.
Sehingga fungsi utamanya kembali memberi arti dan manfaat pada masyarakat. Untuk menjaga kesuburan tanaman ,”kata Feby biochar menjadi pilihan.
Biochar digunakan untuk bahan pembenah tanah. Fungsinya untuk menekan kehilangan unsur hara yang dapat menjadi bahan pencemar di badan air atau menjaga kelembapan tanah.
Biochar dibuat kelompok tani lokal dengan menggunakan bahan baku tempurung kelapa yang dibakar.
“Sejauh ini semuanya berjalan lancar. Biochar itu bukan pupuk tetapi berfungsi pembenah atau memperbaiki tanah (untuk tanaman),” papar Feby. (Wan)